Archive for the 'TUMBUH KEMBANG' Category

03
Nov
10

Mainan dan Aktivitas sesuai Perkembangan Anak

Para ahli perkembangan anak setuju, bahwa mainan anak yang tepat sesuai usianya bisa bantu anak lebih cerdas dan memaksimalkan perkembangan otaknya. Namun, pilihan mainan anak di luar sana sungguh sangat banyak. Membuat para orangtua kebingungan memilih mainan apa yang tepat untuk anak.

Sandra Gordon, penulis Consumer Reports Best Baby Products, mengatakan, bahwa kunci memilih mainan dan aktivitas yang tepat untuk melatih perkembangan otak anak adalah dengan memilih yang sesuai level perkembangan si anak itu sendiri. Ketika Anda memilih mainan yang tepat, berarti Anda berbicara dengan bahasa yang sama dengan si bayi.

Ia menyarankan untuk memilih mainaan yang sesuai dengan usia anak agar tidak membuatnya frustasi. Bayi, tertarik pada barang yang bergerak dan bersuara. Jadi, menggoyangkan mainan berbunyi atau kunci akan menstimulasi mereka. Semakin mereka beranjak dewasa, Gordon merekomendasikan mainan bertekstur yang bisa disentuh dan remas, seperti boneka lembut.

Berikut adalah mainan dan kebisaan anak sesuai tahapan perkembangannya dari situs WebMD:

Dari lahir hingga 4 bulan

Lakukan aktivitas:
* Membaca untuknya,
* Membuat mimik wajah yang berlainan,
* Mengelitikinya,
* Memindahkan obyek yang dilihat bayi perlahan-lahan,
* Menyanyikan lagu anak-anak dengan frase yang diulang,
* Menceritakan aktivitas Anda saat bersamanya. Misal; “Adik sudah mandi, sudah wangi. Sekarang Mama taburin minyak telon di perut Adik supaya hangat. Sekarang Mama mau kasih bedak di badan Adik supaya wangi.”

Usia 4-6 bulan
* Bantu bayi untuk memeluk boneka binatang,
* Tumpuk barang-barang seperti blok plastik dan biarkan si kecil menjatuhkannya,
* Mainkan musik dengan ritme berbeda,
* Tunjukkan buku dengan warna-warni terang kepada si bayi,
* Biarkan si bayi mengenal barang dengan tekstur yang berbeda.

Usia 6-18 bulan
* Bicaralah dan berinteraksi berhadapan untuk meningkatkan koneksi antara suara dan kata-kata,
* Tunjuk orang-orang yang ia kenal dan sering lihat sambil mengulang namanya,
* Nyanyikan lagu-lagu dengan kalimat berulang serta gerakan tangan,
* Bermain petak umpet yang ringan, seperti menutup matanya atau menutup wajah Anda dan kejutkan ia dari balik kain dan sebagainya.

Usia 18-24 bulan
* Main tunjuk bendanya. Misal, “Mana mobil berwarna merah? Mana permen warna hijau?” Atau, Anda bisa memintanya mengambilkan barang yang ada dekatnya, misal, “Mama minta tolong diambilkan bedaknya, dong, Dik.”
* Bicaralah langsung kepada si bayi secara langsung,
* Kenalkan si anak kepada alat-alat menulis, seperti krayon dan kertas,
* Tanyakan pertanyaan “dimana dan apa” saat membacakan dongeng untuk anak,
* Dorong anak untuk bermain mandiri dengan mainan favoritnya.

Usia 24-36 bulan
* Berikan pujian pada anak dan dorongan saat ia bermain untuk melatih kemampuan motoriknya,
* Dorong ia dengan memberitahunya cara lain dalam menggunakan mainannya,
* Bantu anak untuk melakukan kegiatan harian, seperti bermain bicara di telepon, mengendarai mobil, mengadakan acara minum teh,
* Saat membaca buku, ajak si anak untuk ikut dalam ceritanya dengan menanyakan pertanyaan berhubungan dengan cerita, tunjukkan kata-kata pada saat membaca pada anak, sambil membantunya mengenali arti kata itu sambil didemonstrasikan jika memungkinkan.

Usia 3-5 tahun
* Ajarkan untuk berbagi dengan contoh,
* Mainkan permainan papan untuk mengajarkan tentang peraturan dan keahlian,
* Batasi waktu menonton televisi menjadi 1-2 jam per hari dan menontonlah bersama si kecil untuk membuatnya menjadi acara yang interaktif,
* Saat si kecil makin mahir, tawarkan pilihan yang sederhana, misal, memilih mau membaca buku atau bermain puzzle,
* Batasi penggunaan kata “jangan” dan dorong ia untuk mengeksplorasi dan mendorong keingintahuannya,
* Berikan rasa hormat dan perhatian, serta tunjukkan kesabaran saat si kecil berusaha menjelaskan pengalamannya,
* Sisihkan waktu setiap hari bersama si kecil untuk mendiskusikan apa saja yang telah ia lalui hari itu, dan dorong si kecil untuk menjelaskan dan mengeksplorasi pengalaman barunya.

02
Nov
10

Quality Time dengan Ananda

Banyak ibu bekerja yang mengeluh kurangnya waktu untuk dihabiskan bersama anak-anak. Anda harus berangkat ke kantor ketika anak masih tidur, dan kembali ke rumah saat anak sudah teler dan ingin tidur. Kalau sudah begini, bagaimana bisa melakukan bonding dengan anak?

Ketimbang memperdebatkan berapa lama waktu yang ideal untuk dihabiskan bersama anak, lebih baik cari cara yang menyenangkan dan bermanfaat untuk menemani anak meskipun waktunya cuma 30-45 menit sehari. Berikut beberapa inspirasinya:

* Menumbuhkan rasa aman adalah hal penting di masa anak-anak. Untuk itu, bangun kepercayaannya pada lingkungan. Dengan melihat kita berada di sampingnya sambil tersenyum dan menyapanya saat bangun pagi, serta mengucapkan selamat tidur saat mengantarnya ke peraduan, ia tak hanya akan gembira, tetapi juga merasa diterima kehadirannya.

* Berikan sentuhan sebanyak-banyaknya kepada si buah hati setiap kali Anda berada di dekatnya. Pelukan, kecupan, belaian, elusan, atau tepukan hangat akan membuatnya merasa nyaman. Hal ini juga berlaku untuk anak-anak yang sudah besar di usia sekolah. Kenyamanan inilah yang membuatnya merasa menjadi bagian penting dari keluarga. Ia merasa disayang dan tahu bahwa Anda tetap memerhatikannya. Konsep ini memupuk kepercayaan dirinya.

* Saat bangun pagi, lakukan aktivitas apa pun bersama. Berolahraga bersama, membantu anak-anak yang sudah bersekolah menyiapkan keperluannya, atau sekadar bercanda ria di tempat tidurnya sebelum Anda bersiap bekerja.

* Ubahlah berbagai aktivitas sederhana menjadi kegiatan istimewa. Di akhir minggu, ajak si kecil mandi di halaman belakang. Kegiatan menyenangkan ini akan semakin erat menautkan hubungan ibu dan anak.

* Tunda dulu membaca surat kabar di pagi hari. Kegiatan ini toh bisa dilakukan di perjalanan ke tempat kerja. Lebih baik, curahkan perhatian kepada anak di waktu sarapan bersama. Dengarkan celotehannya dan tanggapi dengan antusias.

* Di usia prasekolah atau sekolah, anak-anak mulai senang membantu orangtua melakukan pekerjaan rumah. Biarkan ia terlibat dalam aktivitas yang Anda lakukan. Menyumbang tenaga dalam proses persiapan sarapan, misalnya. Mungkin awalnya akan terjadi kesemrawutan di sana-sini, tetapi dari situlah ia belajar banyak mengenai kehati-hatian saat memegang barang pecah-belah, belajar mengenai keteraturan letak, keserasian, dan belajar hal-hal lainnya.

* Anda pun masih bisa menunjukkan kasih sayang dengan cara-cara unik. Seperti menyelipkan catatan kecil di tas bekalnya, “Selamat makan, Sayang. Mama sayang Kakak!” Usaha ini simpel namun sangat berarti bagi sang buah hati karena ia merasa begitu diperhatikan oleh ibunya.

* Sebelum anak berangkat sekolah, cium pipi atau keningnya sambil katakan bahwa sepulang bekerja ibu dan dia akan bertemu lagi. Sambil melepas anak ke sekolah, berpesanlah pada anak untuk menikmati kegiatannya di sekolah. “Senang-senang ya, Nak!”

* Momen kedatangan ibu di rumah bagi anak merupakan hal istimewa. Lantaran itu, mereka selalu menunjukkan keinginan untuk bercerita dan bermain bersama. Tersenyumlah selalu saat anak menyapa Anda. Berikan pelukan hangat dan sama. “Hai Sayang, Bunda kangen banget!”, atau “Sebentar ya, Nak. Bunda bersih-bersih dulu, setelah itu kita main bersama, ya.” Meski lelah sehabis bekerja, lakukan setiap kegiatan yang memungkinkan bersama si kecil.

* Malam sebelum tidur merupakan momen yang paling baik bagi orangtua untuk menjalin hubungan emosional yang lebih berkualitas. Sebelum masuk ke kamar anak yang sudah tidur sendiri, mintalah izin terlebih dulu. Duduklah berhadapan dengan anak, atau bersisian. Orangtua dapat memulai komunikasi, “Nak, gimana perasaanmu hari ini? Kalau ada yang enggak enak, mudah-mudahan Bunda bisa bantu.”

Obrolan singkat seperti itu akan membantu orangtua memahami perasaan anak. Untuk memancing keterbukaannya, berceritalah terlebih dulu, “Bunda hari ini senang sekali karena tadi siang ketemu teman kecil Bunda.” Bila anak memang menginginkannya, bercakap-cakaplah hingga waktu tidur tiba. Lanjutkan aktivitas dengan berdoa bersama, dan membacakan buku cerita, sebelum mengantar sang buah hati terlelap.

Narasumber: Irma Gustiana A, MPsi, dari Lembaga Psikologi Terapan UI, Jakarta, dan Titi Natalia, MPsi, dari Universitas Tarumanegara Jakarta.




May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Categories